Jumat, 09 November 2012

Makanan Khas Kota Bojonegoro


 









Kabupaten Bojonegoro, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Bojonegoro. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Tuban di utara, Kabupaten Lamongan di timur, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Ngawi di selatan, serta Kabupaten Blora (Jawa Tengah) di barat. Bagian barat Bojonegoro (perbatasan dengan Jawa Tengah) merupakan bagian dari Blok Cepu, salah satu sumber deposit minyak bumi terbesar di Indonesia.

Sejarah

Masa kehidupan sejarah Indonesia Kuno ditandai oleh pengaruh kuat kebudayaan Hindu yang datang dari India sejak Abad I. Hingga abad ke-16, Bojonegoro termasuk wilayah kekuasaan Majapahit. Seiring dengan berdirinya Kesultanan Demak pada abad ke-16, Bojonegoro menjadi wilayah Kerajaan Demak. Dengan berkembangnya budaya baru yaitu Islam, pengaruh budaya Hindu terdesak dan terjadilah pergeseran nilai dan tata masyarakat dari nilai lama Hindu ke nilai baru Islam dengan disertai perang dalam upaya merebut kekuasaan Majapahit (wilwatikta). Peralihan kekuasaan yang disertai pergolakan membawa Bojonegoro masuk dalam wilayah Kerajaan Pajang (1586), dan kemudian Mataram (1587).
Pada tanggal 20 Oktober 1677, status Jipang yang sebelumnya adalah kadipaten diubah menjadi kabupaten dengan Wedana Bupati Mancanegara Wetan, Mas Tumapel yang juga merangkap sebagai Bupati I yang berkedudukan di Jipang. Tanggal ini hingga sekarang diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Bojonegoro. Tahun 1725, ketika Pakubuwono II (Kasunanan Surakarta) naik tahta, pusat pemerintahan Kabupaten Jipang dipindahkan dari Jipang ke Rajekwesi, sekitar 10 km sebelah selatan kota Bojonegoro sekarang.

Sumber : Wikipedia

Musik Bagi Kehidupan





Sejak kita lahir kita telah di bekali pengindraan. Setiap alat indra menerima rangsang stimulasi dari lingkungan sekitar. Rangsang stimulasi tertentu yang ditangkap oleh indra tertentu yang menghasilkan kesan tertentu di dalam diri kita.

Musik merupakan salah satu bentuk rangsang suara yang merupakan stimulasi khas untuk indra pendengaran. Musik lebih dari sekedar bunyi. Bunyi dihasilkan oleh adanya benda yang bergetar atau adanya benturan benda yang menggetarkan udara di sekelilingnya.

Musik merupakan getaran udara harmonis yang ditangkap oleh organ pendengaran melalui saraf di dalam tubuh kita dan disampaikan ke dalam susunan saraf pusat sehingga menimbulkan kesan tertentu di dalam diri kita. Akibatnya jika kita mendengarkan musik kita cenderung menghentakan kaki pada lantai atau mengetukan tangan pada meja, atau membayangkan iramanya di dalam diri kita sendiri.

Getaran udara (Vibrasi) yang dihasilkan oleh alat musik mempengaruhi getaran udara yang ada di sekeliling kita. Harmonisasi nada dan irama musik mempengaruhi kesan harmoni di dalam diri kita. Jika harmoni musik setara dengan irama internal tubuh kita, maka musik akan memberi kesan yang menyenangkan, sebaliknya jika harmoni musik tidak setara dengan irama internal tubuh kita, maka musik akan memberikan kesan yang kurang menyenangkan.

Mengapa Musik dapat Menjadi Alat Terapi ?
getaran suara adalah alami sifatnya, namun alat yang menghasilkan secara garis besar ada dua 2 :

1. Alat musik alami karya Ilahi seperti suara manusia.
2. Alat musik buatan manusia seperti yang banyak kita kenal.

Kedua alat ini mempunyai warna pada masing-masingnya yang di pengaruhi oleh unsur unsur benda yang menghasilkan bunyinya. Warna masing masing alat musik dan jenis suara yang di hasilkan mempengaruhi organ dan proses kebutuhan seseorang.

Suara dan alat musik tiup di hasilkan oleh gerakan udara dan mempengaruhi pernapasan.
Perkusi (musik pukul) di hasilkan oleh adanya benturan benda padat dan menghasilkan hentakan yang mempengaruhi detak nadi.
Alat musik dawai menghasilkan bunyi yang mempengaruhi arus aliran darah di dalam tubuh kita.

Musik memiliki irama (ritme) yang mempengaruhi irama yang ada di dalam diri kita. Jika irama musik cepat kesan irama yang kita rasakan juga cepat, sebaliknya jika irama lambat kesan irama yang kita peroleh juga lambat.

Jadi jika ritme kehidupan seseorang terlalu cepat, dia dapat menetralisasinya dengan sering mendengarkan musik dengan tempo yang relatif lambat. Sebaliknya jika ritme kehidupan seseorang terlalu lambat, ia dapat menetralisasinya dengan mendengarkan musik dengan tempo yang agak cepat.

Suara yang dihasilkan bisa kuat bisa juga lemah. kuat lemahnya suara di tangkap oleh pengindraan seseorang yang di pengaruhi oleh ambang kepekaan seseorang. Jika seseorang mempunyai kepekaan tinggi dan mendengar suara yang terlalu kuat, ia dapat merasa terganggu. Jika seseorang memiliki ambang kepekaan rendah dan mendengar suara terlalu lemah ia tidak akan merasakan dampak yang berarti.

Terapi Musik
Author : Drs P. Satiadarma, MS/AT, MCP/MFCC (Psikolog)